Desa Lemah Makmur Tempuran Laksanakan Program P3-TGAI, Kades: Perlu Tenaga Ahli

Info Kota News
, Juni 03, 2021 WIB Last Updated 2021-06-03T08:13:13Z
Karawang Infokotanews. 
Kementrian PUPR menggulirkan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air ( P3TGAI). Program tersebut di laksanakan di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Sedangkan selaku pelaksana adalah P3A/GP3A/IP3A .

Sementara, Program P3TGAI Subbid Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
program P3TGAI merupakan program padatkarya tunai.( Cas Flow Work).
 
Dan bantuan keuangan  program tersebut di berikan langsung kepada P3A/GP3A/IP3A sebagai pelaksana pekerjaan dengan menerima bantuan keuangan masing menerima Rp 195 juta. 

Bantuan keuangan di terima P3A/GP3A/IP3A melalui nomor rekening yang di cairkan di salag satu Bank Pemerintah. Keberadaan program P3TGAI  merupakan program padat karya di harapkan adanya program P3TGAI dapat meringankan beban petani di tengah sulitnya ekonomi akibat dampak Covid-19 yang melanda Indonesia.

Lemah Makmur salah satu desa di Kecamatan Tempuran yang yang mendapat Program P3TGAI dengan pelaksana P3A Makmur Jaya dengan H.Yanto mantan Kades sebagai Ketua kelompok.

Namun, saat dhubungi H.Yanto ia tengah tidak berada di tempat.  Selanjutnya, Tim Infokota di terima oleh Kades Lemah Makmur Badru Zaman di ruang kerjanya, Rabu (2/06/2021).

Bahkan Badru Zaman yang didampingi salah seorang staf desa pihaknya membenarkan P3A di wilayahnya mendapatkan program P3TGAI BBWS.

" P3TGAI BBWS sangat membantu pembangunan di wilayahnya terutama dampaknya sangat terasa oleh para petani  juga masyarakat pada umumnya," kata Badru Zaman.

Ketika di singgung apakah pemakaian 7 orang tenaga ahli dari luar desa di konsultasikan dengan TPM?. Menurut Badru Zaman pihaknya kurang yakin dengan TPM.

"Jumlah tenaga kerja di Lemah Makmur seluruhnya ada 17 orang.  7 orang diantaranya merupakan tenaga ahli yang  berasal dari luar desa," ucap Badru.

" Hal itu di lakukan kerana pihak P3A tidak mempunyai tenaga ahli dalam kontruksi turap BBWS,"kata Badru Zaman.

Menurutnya, pekerjaan turap dalam pemasangan batu dari BBWS berbeda pekerjaanya dengan pekerjaan turap dari dinas PUPR. Jika pemasangan turap BBWS memiliki ciri khas yaitu batu muka 

Selanjutnya, pihaknya juga menyadari terkait persoalan tenaga ahli dalam pelaksanaan program P3TGAI merupakan suatu problema,

"Kedepannya, program tersebut di evaluasi kembali keberadaan. Tenaga ahli tersebut di berdayakan di tiap P3A," pinta kades.
 
Namun, saat disinggung apakah dalam.pemakaian tenaga ahli dari Luar desa?. Menurut Badru hal itu sudah di konsultasikan dengan pihak Tenaga pendamping Masyarakat (TPM) walaupun pihaknya merasa kurang meyakini terkait  keberadaan TPM,

"Kami masih kurang yakin dengan adanya TPM,'kata dia.

Apa yang diungkapkan Kades Lemah Makmur, Badru Zaman Bukti terbukti ketegasan seorang pemimpin demi kepentingan masyarakat. Bahkan ia rela melakukan sekalipun itu pait.

Berbeda halnya salah satu ketua P3A yakni ketua P3A Karya Tani yang.ada di Desa Pagadungan,Yusup.

Betapa tidak, Yusup begitu membagakan keberadaan TPM. Karena menurut dia, pelaksanaan pekerjaan baik fisik maupun dari sisi administrasi terbantu berkat  TPM. Selain itu, Yusup menyebut pihaknya mempercayai  kepada TPM,

" TPM adalah orang orang pilihan,
Karena mereka semua bergelar sarjana," kata Yusup didampingi Kades Pagadungan Olim kepada Infokota di kediamanya Kades Olim ( 28/05/2021).
 
Selanjutnya, apa yang dikatakan Yusup selaku Ketua P3A patut diragukan. Pasalnya,  dari keterangan warga yang melaksanakan pekerjaan P3A Karya Tani di Dusun Kalen Asem saat ditemui mengaku tak mengetahui siap Ketua P3A Karya Tani.

Seperti yang diungkapkan salah satu tenaga kerja yang mengerjakan proyek.P3A Karya Tani, Amin mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui Ketua P3A Karya Tani.

Menurutnya, ia anya tahu yang sering ada berada di lokasi Sekdes dan Kades Pagadungan, serta Ali salah seorang staf desa yang diketahui belum mendapat SK sebagai pamong desa.

" Abdi mah kuli  padamelan sanes di borongken di kerjasamaken abdi nembe nyandak encis tujuh belas juta rupiah. Pami di etang sareng padamelan bumi biasa mah tekor kusabab iye mah tos di anggap kepentingan masyarakat nya di lakonan weh pak (Saya hanya kuli pekerjaan,  bukan diborongkan. Pekerjaan ini sifatnya kerjasama. Dari pekerjaan ini saya baru mengambil uang sebesar tujuh belas juta rupiah. Jika dihitung dengan pekerjaan biasa saya memborong bangunan rumah, secara itungan sudah pasti rugi. Karena pekerjaan ini sudah dianggap untuk kepentingan masyarakat ya terpaksa dikerjakan-Red) "tutur  Amin l.
.
Adanya tenaga kerja yang bekerja pada proyek P3A mereka  tidak mengetahui siapa Ketua P3A, serta adanya pembayaran upah kerja yang di bayar di muka, apakah di ketahui oleh TPM?. Wawllahuallam (Tim).
Komentar

Tampilkan

Berita Lainnya